Posted by : Unknown
Jumat, 30 September 2016
Pernahkah kalian membayangkan, Bila kalian bisa jadi idola, Atau orang yang jenius, Bahkan sebagai profesor legenda. Bagaimana rasanya. Jika kalian mendapat julukan itu sekaligus? Mungkin sedikit kerepotan. Kalian mungkin tertawa melihat tulisanku ini. Tapi kalian bisa saja mewujudkannya, Kalau kalian mau. Jangan banyak omong kalau tidak bertindak alias tindakan lebih efektif daripada omongan untuk melakukannya. Itulah bagiku. Impian seperti omong kosong yang tak bisa kupercaya. ‘bodoh sekali’ atau ‘tidak masuk akal’ tapi mereka tetap bersikeras mencapainya. Kenapa? Kenapa aku tak tahu jawabannya? Mengapa? Kenapa aku tidak diizinkan bermimpi? Padahal aku tahu selama ini aku ingin mempunyai impian seperti mereka. Entah mengapa aku tak bisa bermimpi. Apakah ini cobaan dari-Nya? Tapi mengapa begitu berat? aneh.. Aku tak kunjung mendapatkan jawaban dari-Nya? Kalau begitu kenapa aku hidup? Kalau hidup itu semembosankan ini. Meskipun begitu, Aku masih punya satu teman, Harl Maena. Dia pun mencariku di halaman sekarang, Padahal aku di atap. Konyol sekali tingkahnya. Tapi aku menyukainya. Kebaikan hatinya tak tergantikan, Bagiku. Dia adalah sahabat terbaikku.
“Caroline!, Kau disini rupanya!,” Maena membentakku.
“Oh kau menemukanku,” Dengan simpel kujawab ringan. Dia menarik tanganku, Membawaku turun, Ke kelas VII-2, Kelasku. Kelas serasa sunyi, Karena hanya aku dan Maena. Namun, Tiba-tiba matahari tertutupi, Gerhana! Mustahil!, Aku terkejut besar, Apalagi belum ada berita gerhana, Ketika kulirik gerhana, Aku tertidur.
“Oh kau menemukanku,” Dengan simpel kujawab ringan. Dia menarik tanganku, Membawaku turun, Ke kelas VII-2, Kelasku. Kelas serasa sunyi, Karena hanya aku dan Maena. Namun, Tiba-tiba matahari tertutupi, Gerhana! Mustahil!, Aku terkejut besar, Apalagi belum ada berita gerhana, Ketika kulirik gerhana, Aku tertidur.
“Dimana ini?,” Tanyaku.
Tampak adikku, Machelle menari di panggung tiga tahun lalu, Aku cepat-cepat mengambil cermin. Aku kembali tepat tiga tahun yang lalu. “Apa artinya ini?!,” Batinku bingung. Machelle pingsan tepat setelah pertunjukannya di panggung, Dan opname di rumah sakit, Dua bulan kemudian, kondisinya mengkritis dan ia meninggal dunia, Setahun kemudian, Aku punya adik angkat, Namanya Kazuhaya Jenny, Ia penyendiri, Dan tak pernah mau bersamaku. Aku dapat menebak jelas yang terjadi di masa depan, Makanya aku harus cegah itu semua, Aku harus menelepon rumah sakit lebih awal itu akan membuat Machelle terobati.
Tampak adikku, Machelle menari di panggung tiga tahun lalu, Aku cepat-cepat mengambil cermin. Aku kembali tepat tiga tahun yang lalu. “Apa artinya ini?!,” Batinku bingung. Machelle pingsan tepat setelah pertunjukannya di panggung, Dan opname di rumah sakit, Dua bulan kemudian, kondisinya mengkritis dan ia meninggal dunia, Setahun kemudian, Aku punya adik angkat, Namanya Kazuhaya Jenny, Ia penyendiri, Dan tak pernah mau bersamaku. Aku dapat menebak jelas yang terjadi di masa depan, Makanya aku harus cegah itu semua, Aku harus menelepon rumah sakit lebih awal itu akan membuat Machelle terobati.
Sekarang! Saat itulah aku sadar… Impianku adalah.. Membuat semuanya hidup bahagia! Itulah jawabannya. “Caroline, Machelle ia terkena serangan jantung, Do’akan dia tak apa-apa,” Mama tampak sedih dan kecewa. Aku mengangguk bersiap menelepon rumah sakit dengan ponselku. Lima menit lagi, Pertunjukan selesai, Aku menelepon rumah sakit dan siap siaga, Kemudian datangnya pas saat Machelle pingsan.
Keluargaku dan aku juga sudah menyusul di rumah sakit. Kulihat dari kaca besar, Machelle tak sadarkan diri di ruang yang tak boleh dimasuki oleh semua orang termasuk perawat, Kecuali dokter khusus yang menanganinya. Dokter bilang, Dia bisa sembuh kalau mendapat jantung baru. Batas waktunya tujuh bulan, Lebih banyak dari pada masa lalu. Dengan begini kami bisa mencarikan jantung untuk Machelle. Setelah kami diperbolehkan masuk untuk lima menit, Kami langsung masuk. Machelle tampak setengah sadar dan tersenyum melihat kami. Berat rasanya bagiku melihat senyum kepasrahannya. “Machelle!, Aku takkan biarkan kamu pergi… Sebelum.. ku..,” Aku menangis di depan adikku yang sangat kusayangi itu. “Tentu aku takkan mati untukmu.. untuk tujuh bulan,” Senyumnya menguasai pikiranku.
Ternyata Jantung itu sangat-sangat mahal. Kami semua harus kerja untuk bisa membelinya. Aku agak merasa sadis dengan kata-kata ‘beli Jantung’ Tapi, Demi adikku aku akan perjuangkan.
Aku mulai bekerja di kafe part time menjadi kasir. Kemudian aku juga mempromosikan berbagai produk dengan bayaran yang cukup tinggi. Sekolah kutelantarkan begitu saja. Padahal statusku adalah pelajar. Aku pergi bekerja pukul empat pagi dan pulang pukul sebelas malam. Itulah hidupku semasa itu. Aku merasa kelelahan. Namun aku dapat mengumpulkan biaya yang cukup. Aku pun berhenti menjadi part timer sebagai kasir. Tapi aku tetap mempromosikan produk-produk.
Aku mulai bekerja di kafe part time menjadi kasir. Kemudian aku juga mempromosikan berbagai produk dengan bayaran yang cukup tinggi. Sekolah kutelantarkan begitu saja. Padahal statusku adalah pelajar. Aku pergi bekerja pukul empat pagi dan pulang pukul sebelas malam. Itulah hidupku semasa itu. Aku merasa kelelahan. Namun aku dapat mengumpulkan biaya yang cukup. Aku pun berhenti menjadi part timer sebagai kasir. Tapi aku tetap mempromosikan produk-produk.
Dua bulan berlalu, Uangku sudah mencukupi, Tapi kugunakan untuk membuat kafe, Karena menguntungkan, Hasilnya dua kali lipat kerjaku. Karena dua bulan berlalu, Jantung yang kami ingin beli sudah terjual kepada yang membutuhkan juga.
Aku merasa putus asa. Kecewa, Gelisah… Akan kondisi Machelle yang makin buruk. Aku berpikir.. Kenapa aku mendirikan kafe waktu itu? Seharusnya uangnya kupakai beli jantung secepatnya.
Aku merasa putus asa. Kecewa, Gelisah… Akan kondisi Machelle yang makin buruk. Aku berpikir.. Kenapa aku mendirikan kafe waktu itu? Seharusnya uangnya kupakai beli jantung secepatnya.
Setelah satu bulan penuh berpikir, Aku menemukan jalan keluar yang terbaik. Yang termungkin. Tapi mama, papa, dan keluargaku tak boleh tahu rencanaku. Ya, Aku akan donorkan jantungku untuk Machelle. Aku pergi ke rumah sakit dengan terburu-buru, Aku menemui dokter yang merawat adikku. Aku bicara empat mata padanya, Dia menyetujuinya. “Kalau aku harus meninggal tidak apa-apa,” Ujarku disertai tangisan yang mendalam. Aku merasa diriku itu egois, Dan tak dapat diandalkan, Aku begitu bodoh dan aneh.. Itulah kenapa mereka semua membenciku.
Sebelum operasi dilaksanakan, Aku menyerahkan selembar kertas yang kupercayakan pada dokter untuk memberikannya pada keluargaku. Operasi berjalan lancar, Lima jam kemudian, Aku meninggalkan dunia yang kucintai. Asal aku bisa melihat tawa adikku lagi itu tidak masalah. Mama dan papa menangis sampai mengeluarkan darah dari mulutnya karena mereka tidak percaya apa yang kulakukan. Dokter memberikan kertas pada mereka.
Ma, Pa Ini aku Caroline.
Papa dan mama pasti percaya aku sayang adik kan? Kalau begitu ini wajar kan. Jangan nangis, Bukannya kalian senang.. Machelle bisa hidup di sisi kalian lagi.
Caroline sadar..
Caroline ini bodoh dan aneh.. Suka putus asa…, Juga menyebalkan dan egois.. Caroline sadar.
Caroline ini dibenci papa dan mama.. Buktinya papa dan mama tidak pernah menaruh perhatian padaku..
Caroline juga dibenci teman-teman di sekolah. Lebih baik aku tiada kan? Itu adil. Asal aku bisa lihat senyum kalian lagi, Tawa kalian lagi itu tak apa. Caroline sadar hidup Cuma sekali. Jadi Caroline serahkan pada Machelle yang diperhatikan.. Ya kan? Lagi pula.. Impianku tercapai .. Aku senang sekali Ma! Pa!
Caroline Kersyen .., Sayonara,..
Papa dan mama pasti percaya aku sayang adik kan? Kalau begitu ini wajar kan. Jangan nangis, Bukannya kalian senang.. Machelle bisa hidup di sisi kalian lagi.
Caroline sadar..
Caroline ini bodoh dan aneh.. Suka putus asa…, Juga menyebalkan dan egois.. Caroline sadar.
Caroline ini dibenci papa dan mama.. Buktinya papa dan mama tidak pernah menaruh perhatian padaku..
Caroline juga dibenci teman-teman di sekolah. Lebih baik aku tiada kan? Itu adil. Asal aku bisa lihat senyum kalian lagi, Tawa kalian lagi itu tak apa. Caroline sadar hidup Cuma sekali. Jadi Caroline serahkan pada Machelle yang diperhatikan.. Ya kan? Lagi pula.. Impianku tercapai .. Aku senang sekali Ma! Pa!
Caroline Kersyen .., Sayonara,..
Sumber :http://cerpenmu.com/cerpen-keluarga/sayonara-2.html